Motor dari pertumbuhan
global tersebut adalah 5 negara berkembang, yaitu China, Philipina, Kenya,
India, dan Indonesia. Kelima negara tersebut berkontribusi sebanyak 16%
terhadap pertumbuhan PDB global. Kelima negara tersebut diprediksi akan
mengalami pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Negara Tiongkok diprediksi
tumbuh sebesar 7%, Filipina 6,3%, Kenya 6%, India 5,5%, dan Indonesia sebesar
5,3%.
Sedikit menarik adalah
negara Kenya, dimana pertumbuhan ekonomi negara tersebut diperkirakan tumbuh di
atas 6%, lebih besar dari Indonesia, meskipun angka tingkat penggangguran dan
kemiskinan di Kenya cukup tinggi, yakni 40% penduduknya berada di bawah
kategori sejahtera.
Sedikit kontroversi
adalah data pertumbuhan ekonomi di India. Kementerian Statistik India dengan
menggunakan metode perhitungan yang baru menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
yang beribu kita Delhi tersebut dapat tumbuh 7,4% dan menempatkan India sebagai
negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar tahun 2015. Namun, Bank sentral
India sendiri masih memprediksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,5% dengan
menggunakan metode perhitungan lama. Metode lama ini juga digunakan oleh 57
negara lainnya.
Prediksi negara dengan
pertumbuhan terbesar di tahun ini adalah China sebesar 7%. Meskipun demikian,
angka tujuh persen tersebut sebenarnya sedikit melambat dibandingkan dengan
pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di kuartal ke empat tahun 2014 lalu
yang ada di kisaran 7,3%. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang dilakukan
bank dan pemerintah Tiongkok untuk kembali mendorong pertumbuhan ekonomi,
seperti misalnya mengeluarkan kebijakan stimulus moneter, memangkas pagu suku
bunga, dan menurunkan rasio cadangan deposito sebanyak 50 basis poin.
Lalu bagaimanakah
kontribusi negara-negara maju untuk pertumbuhan ekonomi secara global?
Negara-negara maju juga memiliki peran penting bagi pertumbuhan PDB global,
seperti Amerika Serikat dan Inggris. Keduanya berbagi kontribusi terhadap PDB
global sebanyak 25%. Namun pertumbuhan ekonomi kedua negara barat tersebut
diprediksi tidak besar, yakni USA 3,1% dan Inggris sebesar 2,6%. Dan yang lebih
kecil lagi adalah negara-negara di kawasan Uni Eropa sebesar 1,2%, itupun
karena disebabkan oleh beberapa faktor pendorong seperti tercapainya
kesepakatan dengan Yunani dan kucuran stimulus moneter.
Yang menarik juga
adalah negara Amerika Serikat, dimana negara adi daya ini diperkirakan tumbuh
hanya sebesar 3,1% meski mata uang dollar-nya menguat dan berada pada level
terbaiknya dalam satu dekade terakhir, sehingga penguatan ini memicu debat
untuk secara serius mempertimbangkan menaikkan suku bunga acuan untuk pertama
kalinya sejak tahun 2006 yang diprediksi akan terjadi pada semester kedua tahun
2015 ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar